+628 18 919 597

Customer Services

BSD City

ICE Business Park 2 No.E21

Benarkah Mineral Chlorinator Disinfektan Paling Ramah Linkungan?

Mineral Chlorinator

Apakah anda sedang mencari disinfektan yang cocok untuk kolam renang anda?, apakah anda termasuk orang yang sangat memperhatikan Kesehatan lingkungan, pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai diinfektan paling ramah lingkungan, apakah benar media mineral itu paling ramah lingkungan, berikut beberapa penjelasan yang akan kita pelajari di pembahasan kali ini.

Merawat air kolam renang mungkin merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar, namun, apabila kebersihan kolam renang disepelekan akan menimbulkan efek yang buruk untuk tubuh pengguna kolam renang, misalnya dapat menimbulkan efek gatal-gatal, iritasi kulit dan mata, rambut kasar dan lain-lain, Nah, maka beberapa factor inilah yang seharusnya diperhatikan untuk anda yang masih sering mengabaikan kebersihan kolam renang.

Nah, kebersihan kolam renang itu apakah cukup dengan keadaan kolam yang jernih dan kasat mata saja? Tentu tidak karena pada dasarnya terdapat partikel dan mikoorganisme yang tak kasat mata yang bisa saja ada di kolam renang yang dapat menyebabkan masalah pada kulit, mata dan rambut anda. Demikian dalam proses pembersihkan kolam renang selain menggunakan pembersihan partikel kasat mata, ada juga proses pembersihan pantogen dan mikro organisme jahat yang dapat berkembang di kolam anda biasanya proses ini menggunakan bahan kimia. Peratanyaannya apakah bahan kimia yang digunakan sebagai disinfektan kolam renang ini ramah lingkungan?

Seperti yang kita ketahui, secara umum disinfektan itu ada beberapa yang familiar digunakan misalnya yang konvensional yaitu klorin dan kaporit, sebelum membahas teknologi disinfektan terbarukan dan ramah lingkungan kita akan membahas dua disinfektan senior ini, apakah dengan demikian klorin dan kaporit itu berbahaya?, kita akan jelaskan satu per satu secara singkat.

Disinfektan Konvensional

Kaporit

Menurut Wikipedia Kalsium hipoklorit umumnya digunakan untuk sanitasi kolam renang umum dan disinfektan air minum. Umumnya, senyawa komersial dijual dengan kemurnian 68% (dengan zat aditif dan kontaminan bervariasi bergantung pada kebutuan penggunaannya).

Sebagai contoh, sebagai bahan kimia kolam renang sering kali dicampur dengan stabilisator asam sianurat (En: cyanuric acid) dan zat anti kerak (untuk mengulangi kehilangan klorin akibat radiasi ultraungu dan mencegah pengerasan kalsium). Kalsium hipoklorit juga digunakan di dapur sebagai disinfektan permukaan dan peralatan dapur. Penggunaan umum lainnya antara lain pembersih kamar mandi, semprotan disinfektan rumah tangga, algasida, herbisida, dan deterjen binatu.

Kaporit Sebagai Kimia organic

Kalsium hipoklorit adalah oksidator umum dan oleh karenanya banyak digunakan dalam kimia organik. Misalnya, digunakan untuk membelah glikol, asam α-hidroksi karboksilat dan asam keto untuk menghasilkan fragmen aldehida atau asam karboksilat. Kalsium hipoklorit dapat juga digunakan dalam reaksi haloform dalam produksi kloroform

Pengaruh Kalsium hipokloit pada Kesehatan

Efek toksik dari kalsium hipoklorit utamanya bergantung pada sifat korosif hipoklorit. Jika sejumlah kecil dari pemutih (3-6% hipoklorit) tertelan (ingesti), efeknya adalah iritasi pada sistem gastrointestinal. Jika konsentrasi pemutih yang tertelan lebih besar, misalnya hipoklorit 10% atau lebih, efek yang akan dirasakan adalah iritasi korosif hebat pada mulut, tenggorokan, esofagus, dan lambung dengan pendarahan, perforasi (perlubangan), dan pada akhirnya kematian. Jaringan parut permanen dan penyempitan esofagus dapat muncul pada orang-orang yang dapat bertahan hidup setelah mengalami intoksikasi (mabuk hipoklorit) hebat.

Gas klorin yang terlepas dari larutan hipoklorit terhirup (inhalasi), efek yang akan muncul adalah iritasi pada rongga hidung, sakit pada tenggorokan, dan batuk. Kontak dengan larutan hipoklorit kuat dengan kulit akan menyebabkan kulit melepuh, nyeri bakar, dan inflamasi. Kontak mata dengan larutan pemutih konsentrasi rendah menyebabkan iritasi ringan, tetapi tidak permanen. Larutan dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan luka mata parah. Pajanan hipoklorit dalam level rendah pada jangka waktu lama dapat menyebabkan iritasi kulit. Belum diketahui apakah pajanan klorin memiliki efek pada kemampuan reproduksi. International Agency for research on Cancer (IARC) telah menetapkan bahwa garam hipoklorit tidak diklasifikasikan bersifat karsinogenik terhadap manusia.

Pada kolam renang kaporit memiliki aroma yang sangat menjengkelkan dan menggangu indera penciuman, sehingga sering kali dikeluhkan para pengguna kolam renang, karena aroma kaporit yang sangat tinggi.

Klorin

Disinfektan selanjutnya adalah klorin, dilansir dari Wikipedia Klorin adalah unsur kimia dengan simbol Cl dan nomor atom 17. Senyawa ini adalah halogen kedua paling ringan, berada diantara fluor dan bromin dalam tabel periodik dan sifat-sifatnya sebagian besar di antara mereka. Klorin berwujud gas berwarna kuning-hijau pada suhu kamar. Unsur ini merupakan elemen sangat reaktif dan oksidator kuat: klorin mempunyai afinitas elektron tertinggi dan elektronegativitas ketiga tertinggi di belakang oksigen dan fluor.

Senyawa klorin yang paling umum, natrium klorida (garam dapur), telah dikenal sejak zaman kuno. Sekitar tahun 1630, gas klorin pertama kali disintesis melalui reaksi kimia, tetapi belum dikenal sebagai substansi yang penting. Carl Wilhelm Scheele menulis deskripsi gas klorin pada tahun 1774, menganggapnya itu sebagai oksida sebuah unsur baru. Pada tahun 1809, ahli kimia menyatakan bahwa gas ini mungkin adalah elemen murni, dan hal ini dikonfirmasi oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1810, yang dinamai dari bahasa Yunani Kuno: χλωρός berdasarkan warnanya.

Karena reaktivitasnya, semua klorin di kerak Bumi dalam bentuk senyawa ion klorida (termasuk juga garam dapur). Unsur ini adalah halogen paling melimpah kedua di bumi (setelah fluor) dan unsur kimia ke-21 paling melimpah di kerak Bumi. Deposit yang besar ini terlihat kecil karena sebagian besar klorida terdapat dalam air laut.

Unsur klorin secara komersial diproduksi dari air garam dengan elektrolisis. Tingginya potensial oksidasi dari unsur klorin memicu pengembangan pemutih dan desinfektan komersial, serta reagen untuk banyak proses di industri kimia. Klorin digunakan dalam pembuatan berbagai macam produk konsumen, sekitar dua-pertiganya merupakan bahan kimia organik seperti polivinil klorida. Klorin juga digunakan sebagai intermediet dalam produksi plastik dan produk akhir lain yang tidak mengandung unsur ini. Sebagai disinfektan, unsur maupun senyawa klorin digunakan langsung di kolam renang untuk kebersihan dan sanitasi. Unsur klorin dalam konsentrasi yang tinggi sangat berbahaya dan beracun bagi semua makhluk hidup. Senyawa ini digunakan dalam Perang Dunia I sebagai yang gas senjata kimia pertama.

Dalam bentuk ion klorida, klorin diperlukan untuk semua spesies hidup. Jenis senyawa klorin lain jarang ada dalam organisme hidup, dan senyawa organik lain yang mengandung klor dibuat dari yang inert sampai beracun. Di atas atmosfer, molekul organik yang mengandung klorin seperti klorofluorokarbon telah mengakibatkan penipisan ozon.

Baca Juga : Equipment Paling Dicari Pecinta Ikan Koi

Dampak buruk klorin terhadap Kesehatan

lorin adalah gas beracun yang menyerang sistem pernapasan, mata, dan kulit. Karena kerapatannya lebih tinggi dari udara, gas ini cenderung akan terakumulasi pada dasar ruangan dengan ventilasi yang buruk. Gas klorin adalah oksidator kuat yang dapat bereaksi dengan zat yang mudah terbakar.

Klorin dapat terdeteksi dengan alat ukur dengan konsentrasi mulai 0.2 bagian per juta (ppm), dan akan tercium mulai. Batuk dan muntah dapat muncul pada kadar 30 ppm dan kerusakan paru-paru pada kadar 60 ppm. Pada kadar 1000 ppm akan sangat fatal setelah terhirup beberapa kali. Kadar konsentasi IDLH (immediately dangerous to life and health) adalah 10 ppm. Menghirup gas ini pada konsentrasi rendah dapat mengganggu sistem pernapasan dan paparan gas ini dapat menyebabkan iritasi mata. Sifat beracun klorin ini muncul dari kemampuan oksidasinya. Ketika klorin terhirup pada konsentrasi diatas 30 ppm, maka senyawa ini akan bereaksi dengan air dan cairan sel menghasilkan asam klorida (HCl) dan asam hipoklorat (HClO).

Ketika digunakan sebagai desinfektan pada level tertentu, reaksi klorin dengan air tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Material lain yang ada dalam air dapat saja menghasilkan produk samping desinfektan yang dapat berakibat negatif pada kesehatan manusia.

Di Amerika Serikat, Occupational Safety and Health Administration (OSHA) telah mengatur batas paparan yang diperbolehkan untuk klorin sekitar 1 ppm, atau 3 mg/m3. National Institute for Occupational Safety and Health menetapkan batas paparan yang direkomendasikan sekitar 0.5 ppm maksimum 15 menit.

Di rumah, beberapa kali terjadi kasus dimana cairan hipoklorit terkontak dengan pembersih saluran pembuangan yang bersifat asam, dan menghasilkan gas klorin.Cairan hipoklorit (merupakan aditif binatu yang populer) dicampur dengan amoniak akan menghasilkan kloroamina, grup senyawa kimia lain yang beracun.

Berangkat dari permasalahan ini para ilmuan mencoba menemukan solusi terbarukan untuk menjadi disinfektan yang ramah lingkungan dan bisa diterapkan diberbagai kolam renang yaitu disinfektan dengan media mineral yang berdasarkan penelitian sangat ramah lingkungan, berikut kita akan belajar mengenai mineral sebagai disinfectan yang ramah lingkungan

Mineral Chlorinator

Mineral

Dilansir dari wikipedai mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.

Dalam konteks nutrisi, suatu mineral adalah unsur kimia yang dibutuhkan sebagai nutrisi esensial oleh mikroorganisme untuk melakukan fungsi yang diperlukan untuk hidup. Mineral berasal dari bumi dan tidak bisa diproduksi oleh makhluk hidup. Tanaman mendapatkan mineral dari tanah. Sebagian besar mineral dalam makanan manusia berasal dari memakan tumbuhan dan hewan atau dari air minum. Sebagai kelompok, mineral adalah satu dari empat kelompok nutrisi penting, yang lain adalah vitamin, asam lemak esensial, dan asam amino esensial.

Lima mineral utama dalam tubuh manusia adalah kalsium, fosfor, kalium, natrium, dan magnesium. Semua unsur yang tersisa dalam tubuh manusia disebut “unsur renik”. Unsur renik yang memiliki fungsi biokimia spesifik dalam tubuh manusia adalah besi, kobalt, tembaga, seng, mangan, molibdenum, iodium, danselenium.

Sebagian besar unsur kimia yang dicerna oleh organisme berbentuk senyawa sederhana. Tanaman menyerap unsur-unsur terlarut di tanah, yang kemudian dikonsumsi oleh herbivora yang memakannya, dan unsur-unsurnya bergerak sepanjang rantai makanan. Organisme yang lebih tinggi juga bisa mengkonsumsi tanah (geofagi) atau menggunakan sumber daya mineral, seperti garam jilat, untuk mendapatkan mineral terbatas yang tidak tersedia melalui sumber makanan lain.

Bakteri dan jamur memainkan peran penting dalam pelapukan unsur primer yang menghasilkan pelepasan nutrisi untuk nutrisi mereka sendiri dan untuk nutrisi spesies lain dalam rantai makanan ekologis. Satu unsur, kobalt, tersedia untuk digunakan oleh hewan hanya setelah diproses menjadi molekul kompleks (misalnya, vitamin B12) oleh bakteriiii. Mineral digunakan oleh hewan dan mikroorganisme untuk proses mineralisasi struktur, disebut “biomineralisasi”, yang digunakan untuk membangun tulang, cangkang kerang, kulit telur, eksoskeleton dan kulit moluska.

Efek penggunaan mineral pada kolam renang

Jika menggunakan penjernih konvensional, akan tercium bau kaporit dari kolam, dan jika menggunakan  mineral , tidak akan tercium bau kaporit, Mineral juga dapat melembutkan kulit dan tidak membuat mata perih kemudian tidak menimbulkan efek garam yang lengket pada kulit seperti yang dirasakan saat mandi dikolam yang menggunakan media disinfektan  konvensional  clor atau garam, pun diinfektan konvensional mengadung klorin,  kandungan klorin inilah yang akan melapisi rambut kita saat berenang dan membuat rambut menjadi terasa kasar dan rusak, meskipun sudah keramas setelah berenang, selain itu mineral apabila dilakukan media ini tidak akan merusak tanaman sekitar kolam demikan selain kulit dan mata anda terhindar dari iritasi, rambut anda tidak kusut serta mineral pada kolam dapat memberikan manfaat untuk kulit dan rambut anda, selain itu lingkungan kolam renang anda juga sehat

Terdapat sebuah teknologi terbarukan yang sudah mulai diterapkan di beberbagai kolam renang, dikarenakan manfaatnya yang banyak untuk para pengguna kolam dengan menggunakan media mineral, saatnya anda beralih ke teknologi terbarukan dan dapatkan hasil yang memuaskan produk misalnya seperti hydroxinator, hydrochlor dan beberapa lainnya

Bagaimana?, apakah anda tertarik memiliki alat canggih ini di kolam renang anda?, atau anda ingin berkonsultasi lebih lanjut?, segera hubungi kami di nomor yang tertera pada pojok kanan bawah halaman ini, dapatkan penawaran yang menarik.

Share:

LinkedIn
WhatsApp
Facebook
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

On Key

Related Posts

Select the fields to be shown. Others will be hidden. Drag and drop to rearrange the order.
  • Image
  • Description
Click outside to hide the comparison bar
Compare
Compare ×
Let's Compare! Continue shopping
Shopping cart close